Kabupaten Bombana adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi
Tenggara, Indonesia, dengan
ibukota Rumbia, dibentuk
berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 yang merupakan
hasil pemekaran Kabupaten Buton.
Jumlah penduduk pada tahun 2005
sebanyak 110.029 jiwa tercatat laki-laki sebanyak 54.635 jiwa dan perempuan
55.394 jiwa.
PDRB berdasarkan harga berlaku pada tahun 2005
sebesar Rp. 516.353.940.000,- sedikit lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya,
yaitu sebesar Rp. 409.844.460.000,- .
Berdasarkan harga berlaku, PDRB perkapita pada tahun 2004
adalah
sebesar Rp. 3.961.955,24,- pada tahun 2005
menjadi Rp. 4.860.670,99,- atau naik sebesar 22,68 persen.
Sejarah Singkat
BOMBANA dikenal
sebagai wilayah yang dihuni oleh Suku 'Moronene' sebagai penduduk asli, salah
satu etnis terbesar di Sulawesi Tenggara,
dimitoskan sebagai Negeri Dewi Padi (Dewi Sri). Konon, sang
dewi pernah turun di sebuah tempat yang belakangan disebut Tau Bonto (saat ini
lebih dikenal dengan penulisan Taubonto, ibukota Kecamatan Rarowatu). Dalam
Bahasa Moronene, 'tau bonto' berarti tahun pembusukan, karena ketika Dewi Padi
itu turun di tempat tersebut, produksi padi ladang
melimpah ruah sehingga penduduk kewalahan memanennya. Akibatnya, banyak padi
tertinggal dan membusuk di ladang. Padahal, luasan ladang yang dibuka tak
seberapa, hanya beberapa hektar saja untuk setiap keluarga.
Taubonto menjadi pusat pemerintahan di zaman
kekuasaan mokole, gelar raja di wilayah Moronene pada masa lalu. Di masa
pemerintahan swapraja Buton pascakemerdekaan, wilayah kekuasaan mokole
berubah menjadi wilayah distrik dan selanjutnya
sekarang menjadi kecamatan.
Secara historis, wilayah Moronene di daratan besar jazirah Sulawesi Tenggara mencakup sebagian Kecamatan Watubangga
di Kabupaten Kolaka sekarang. Namun, yang masuk wilayah
administrasi Kabupaten Buton
(waktu itu) hanya Kecamatan Poleang dan Kecamatan Rumbia. Saat itu
telah berkembang menjadi empat kecamatan. Dua kecamatan tambahan sebagai hasil
pemekaran adalah Poleang Timur
dan Rarowatu. Kecamatan Rarowatu berpusat di Taubonto.
Pulau Kabaena juga termasuk wilayah Moronene, sebab
penduduk asli pulau penghasil gula merah itu adalah suku Moronene. Meski
demikian, pemerintahan Mokole di Kabaena bersifat otonom, tidak ada hubungan
struktural maupun hubungan afiliatif dengan kekuasaan Mokole di daratan besar,
akan tetapi hubungan kekerabatan di antara mokole dan rakyat sangat erat terutama
bahasa dan budaya yang khas. Kekuasaan mokole di Kabaena berada di bawah
kontrol Kesultanan Buton,
seperti halnya mokole lainnya di daratan besar jazirah Sulawesi Tenggara. Sultan Buton menempatkan
petugas keraton di Kabaena yang bergelar Lakina Kobaena. Karena itu
secara struktural Kabaena lebih dekat dengan Buton, walaupun begitu secara
kultural lebih dekat dengan Bombana, terkait budaya dan bahasa, serta ras.
Keadaan Wilayah
Luas Wilayah
Kabupaten Bombana mempunyai wilayah daratan seluas 2.845,36 km² atau
284.536 ha dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas
11.837,31 km².
Letak Geografis
Kabupaten Bombana terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di
antara antara 4°30' – 6°25' Lintang Selatan dan membentang dari barat ke
timur antara 120°82' – 122°20' Bujur Timur.
Batas wilayah
Wilayah Kabupaten Bombana berbatasan dengan:
Pemerintahan
Pemerintahan Daerah
Kabupaten Bombana sebelumnya menjadi bagian dari wilayah pemerintahan Kabupaten
Buton, namun pada
tahun 2003 wilayah ini resmi berdiri menjadi sebuah daerah otonom.
Kabupaten Bombana Tahun 2010 terdiri dari 22 kecamatan, yaitu:
- Kecamatan Kabaena
- Kecamatan Kabaena Timur
- Kecamatan Kabaena Barat
- Kecamatan Kabaena Utara
- Kecamatan Kabaena Selatan
- Kecamatan Kabaena Tengah
- Kecamatan Poleang
- Kecamatan Poleang Barat
- Kecamatan Poleang Timur
- Kecamatan Poleang Tenggara
- Kecamatan Poleang Utara
- Kecamatan Poleang Selatan
- Kecamatan Poleang Tengah
- Kecamatan Tontonunu
- Kecamatan Rarowatu
- Kecamatan Rarowatu Utara
- Kecamatan Lantari Jaya
- Kecamatan Mata Usu
- Kecamatan Rumbia
- Kecamatan Rumbia Tengah
- Kecamatan Masaloka Raya
- Kecamatan Mata Oleo
Pjs. Bupati Kabupaten Bombana yang pertama adalah dr. Syafiuddin Dullah,
mantan Wakil Direktur Rumah Sakit Daerah Sulawesi Tenggara, sedangkan Bupati hasil
pemilihan langsung tahun 2005 adalah Dr. H. Atikurrahman, MS. Kemudian,
berdasarkan pemilihan langsung tahun 2011, digantikan oleh H. Tafdil sebagai
Bupati Bombana dengan Hj. Masyhura Illadamay sebagai Wakil Bupati periode
2011-2016.
Pusat pemerintahan Bombana di Rumbia sekitar 200
meter dari Selat Kabaena. Kota ini telah dialiri listrik PLN selama 24 jam.
Pemerintahan Desa
Pada tahun 2005 di Kabupaten Bombana terdapat 67 Desa dan 12 Kelurahan, dengan
klasifikasi sebanyak 28 Desa/Kelurahan atau 35,44 persen merupakan desa
swadaya, 25 Desa/Kelurahan atau 31,65% merupakan desa swakarya serta 26
Desa/Kelurahan termasuk kriteria desa swasembada.
Kependudukan dan Tenaga Kerja
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk menurut hasil Sensus Penduduk (SP)
tahun 2000 berjumlah
98.568 jiwa yang terdiri dari 48.896 jiwa laki-laki dan 49.672 jiwa perempuan.
Tiga tahun kemudian tahun 2003 tercatat
jumlah penduduk sebanyak 105.498 jiwa, sehingga laju pertumbuhan penduduk per
tahun selama 3 tahun sebesar 2,34% per tahun. Penduduk pada tahun 2005 sebanyak
110.029 jiwa, tercatat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 54.638 jiwa (49,66%)
dan perempuan 55.394 jiwa (50,34%).
Persebaran Penduduk
Pada tahun 2005 terlihat bahwa 22,59% jumlah penduduk berada di Kecamatan Poleang Timur, 17,94% berada
di Kecamatan Poleang, 16,75% berada di Kecamatan
Kabaena, 12,40%
penduduk berada di Kecamatan
Rarowatu dan 7,84%
berada di Kecamatan Kabaena Timur. Kecamatan
yang paling padat penduduknya pada tahun 2005 adalah Kecamatan
Poleang sebesar 55
jiwa/km2 sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan
Rarowatu dan Kecamatan Kabaena Timur masing-masing
23 jiwa/km2.
Tenaga Kerja
Penduduk usia 10 tahun
keatas bila ditinjau dari segi ketenagakerjaan merupakan penduduk usia kerja,
yakni sebanyak 82.154 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak
40.714 jiwa atau 57,46% dan perempuan sebanyak
41.440 jiwa atau sebesar 23,28% dari jumlah penduduk. Dari usia kerja tersebut
terdapat angkatan kerja sebanyak 44.289 jiwa dan bukan angkatan kerja sebanyak
37.865 jiwa. Dari angkatan kerja sebanyak 44,289 jiwa terdiri dari yang bekerja
sebanyak 38.677 jiwa atau 87,33% atau 53,91% terhadap penduduk usia kerja dan
penggangguran terbuka sebanyak 5.612 atau sebesar 12,67%. Dari 37.865 jiwa yang
bukan merupakan angkatan kerja terdiri dari sekolah 15.128 jiwa atau 39,95%,
mengurus rumah tangga dan lainnya sebesar 22.737 jiwa atau 60,05%.
Sosial
Pendidikan
Jumlah Sekolah Taman
Kanak-Kanak tahun 2003
sebanyak 26 buah, tahun 2004 naik menjadi 40 buah dan pada tahun 2005 turun
menjadi 37 buah. Sementara itu jumlah guru pada tahun
2003 sebanyak 63 orang, tahun 2004 menjadi 101 orang dan pada tahun 2005
menjadi 51 orang. Begitu pula dengan jumlah murid tahun 2003 sebanyak 995
orang, naik menjadi 1061 orang pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 1.174
orang pada tahun 2005. Pada tahun 2005 rasio antara guru terhadap sekolah
rata-rata 1 orang murid terhadap sekolah rata-rata 32 orang dan murid terhadap
guru rata-rata 23 orang.
Untuk jenjang Pendidikan Sekolah
Dasar jumlah sekolah
pada tahun 2003 sebanyak 131 buah, tahun 2004 juga 131 buah dan pada tahun 2005
menjadi sebanyak 123 buah. Sementara itu jumlah guru pada tahun
2003 sebanyak 908 orang, tahun 2004 menjadi 838 orang dan tahun 2005 menurun
menjadi 810 orang. Begitu pula jumlah murid tahun 2003 sebanyak 18.249 orang,
tahun 2004 sebanyak 17.389 orang dan tahun 2005 sebanyak 13.949 orang. Pada
tahun 2005 rasio antara guru terhadap sekolah rata-rata 7 orang, murid terhadap
sekolah rata-rata 113 orang dan rasio murid terhadap guru rata-rata 17 orang.
Pada jenjang pendidikan SLTP jumlah sekolah
pada tahun 2003 sebanyak 25 buah pada tahun 2004 menjadi 29 buah dan pada tahun
2005 menjadi 17 buah. Akan halnya jumlah guru pada tahun
2003 sebanyak 381 orang, tahun 2004 sebanyak 172 orang dan tahun 2005 menjadi
hanya 158 orang. Sedangkan jumlah murid tahun 2003 sebanyak 1. 746 orang, tahun
2004 naik menjadi 4.835 orang dan pada tahun 2005 menjadi 3.376 orang. Tahun
2005 rasio antara guru terhadap sekolah rata-rata 9 orang, murid terhadap
sekolah rata-rata 199 orang dan rasio antara murid terhadap guru rata-rata 21
orang.
Untuk jenjang pendidikan SLTA, jumlah
sekolah tahun 2003 sebanyak 5 buah, tahun 2004 sebanyak 11 buah dan tahun 2005
menjadi 8 buah. Sementara itu jumlah guru pada tahun
2003 sebanyak 82 orang, tahun 2004 menjadi 105 orang dan tahun 2005 menjadi
hanya 68 orang. Begitu pula dengan jumlah murid tahun 2003 sebanyak 1.516
orang, tahun 2004 sebanyak 2.606 orang dan tahun 2005 menjadi 1.878 orang.
Sementara itu pada tahun 2005 rasio antara guru terhadap sekolah rata-rata 9
orang, murid terhadap sekolah rata-rata 235 orang dan rasio murid terhadap guru
rata-rata 28 orang.
Kesehatan
Di Kabupaten Bombana pada tahun 2005 ini terdapat 1 rumah
sakit umum, kemudian
Puskesmas perawatan
sebanyak 5 unit yang tersebar pada 5 kecamatan dari 7 kecamatan yang ada,
Puskesmas Pembantu sebanyak 34 unit, Puskesmas Keliling Roda 4 sebanyak 7 unit,
Puskesmas Keliling Boat 1 buah dan Posyandu sebanyak 180
unit. Tenaga kesehatan terdapat Dokter Umum sebanyak
4 orang, dokter gigi belum
ada, SKM sebanyak 2 orang dan paramedis sebanyak 115 orang.
Agama
Pada tahun 2005 jumlah
penduduk menurut agama adalah: Islam sebanyak
107.029 orang, Katolik sebanyak 24
orang, Protestan sebanyak 685
orang dan Hindu sebanyak 271
orang.
Tempat ibadah menurut agama pada tahun 2005: Mesjid sebanyak 172
buah, Mushallah 28 buah, Gereja 9 buah dan Pura sebanyak 6
buah.
Lainnya
Bencana
alam yang terjadi
di Kabupaten Bombana mulai tahun 2000–2005 berupa bencana banjir sebanyak 3
kasus dan kebakaran sebanyak 4
kasus.
Ekonomi
Pertanian dan Perkebunan
Pada tahun 2005 produksi padi sawah
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2004, yaitu dari
44.334 ton tahun 2004 meningkat menjadi 61.132 ton tahun 2005. Naiknya produksi
ini diikuti pula dengan meningkatnya luas panen dari 9.852 Ha pada tahun 2004
menjadi 13.585 pada tahun 2005.
Produksi buah-buahan yang terbanyak
adalah pisang, yaitu 1.011
Kw diikuti oleh jeruk sebanyak 284
Kw, mangga sebanyak 122
Kw, sedangkan buah-buahan yang paling sedikit produksinya adalah sukun yang hanya
sebanyak 6 Kw.
Produksi tanaman sayur-sayuran pada tahun 2005 tanaman yang
berproduksi adalah kacang panjang, cabe/lombok, tomat, terong, bayam dan semangka. Produksi
sayur-sayuran yang terbanyak adalah semangka sebanyak 48 Kw, menyusul terung 24
Kw dan kacang panjang sebanyak 8 Kw.
Pada tahun 2005 produksi
perkebunan rakyat yang tertinggi adalah kelapa dalam yaitu
sebanyak 14.641,98 ton, menyusul kakao 10.201,54 ton,
jambu mete 5.569,35
ton, kelapa hibrida
2.136,63 ton, aren/enau 1.214 ton, kopi 549,7 ton
sedangkan yang terendah produksinya adalah tanaman pala yang hanya mencapai
satu ton.
Kehutanan
Produksi rotan pada tahun 2005 sebesar
409.400 ton, dengan produksi terbanyak dihasilkan oleh Kecamatan Rarowatu
sebesar 249.400 ton, sedangkan produksi kayu jati logs sebesar
3.250 ton, kayu jati gergajian sebesar 2.719 ton, kayu rimba logs sebanyak 590,4 ton dan kayu rimba
gergajian sebesar 926 ton.
Hutan lindung di
Kabupaten Bombana tahun 2005 seluas 68.971 ha atau 28,61% dari jumlah hutan
secara keseluruhan, menyusul hutan produksi seluas 66.200 ha (28,41%) hutan
wisata/PPA seluas 44.900 ha (19,27%), hutan produksi yang dapat dikonversi
seluas 31.000 ha (13.30%), dan hutan produksi terbatas seluas 21.279 ha
(9,13%).
Peternakan dan Perikanan
Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi, kerbau, kuda pada tahun
2005 secara berturut-turut adalah 21.287 ekor, 1.078 ekor dan 1.545 ekor. Bila
dibandingkan dengan tahun 2004 sapi mengalami peningkatan sebesar dimana tahun
2004 mencapai 21.555 ekor dan tahun 2005 meningkat menjadi 21.827 ekor. Ternak
kerbau jika dibandingkan dengan tahun 2004 mengalami kenaikan dari 1.075 pada
tahun 2004 menjadi 1.078 ekor pada tahun 2005. Begitu juga dengan ternak kuda,
mengalami penurunan populasi, dimana pada tahun 2004 mencapai 1.568 ekor, tahun
2005 hanya mencapai 1.545 ekor.
Produksi perikanan tahun 2005
sebanyak 20.667,68 ton yang terdiri dari perikanan laut sebanyak 18.662,5 ton
perikanan darat (tambak) sebanyak 1.845,9 ton secara budidaya laut sebanyak 159
ton. Wilayah yang menghasilkan produksi perikanan terbanyak adalah Kecamatan
Rumbia sebesar 16.215,9 ton dan yang terendah Kecamatan Rarowatu hanya mencapai
39,64 ton.
Pada umumnya alat penangkap ikan masih
tradisional terdiri dari pukat kantong sebanyak 59 unit, pukat cincin 5 unit jaring
insang 553 unit jaring angkat 76 unit pancing 28.130 unit, perangkap 1.742 unit
dan lainnya sebanyak 1.498 unit. Jumlah KK nelayan tahun 2005 adalah sebanyak
2.501 KK.
Industri
Pada tahun 2005 perusahaan industri yang berbadan
hukum terdapat 27 unit industri kecil dengan 106 tenaga kerja yang tersebar di
7 kecamatan.
Penggalian golongan C ada beberapa jenis komoditi yang cukup potensial dan
telah dieksplorasi, yaitu batu koral, pasir, kapur, pasir kuarsa dan tanah
liat.
Pada Tahun 2008 telah ditemukan jenis komoditi emas yang tersebar di
sepanjang sungai di wilayah Kecamatan Rarowatu dan Rarowatu Utara[2].
Perdagangan
Komoditi-komoditi potensial yang diperdagangkan antar pulau antara lain
adalah hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan. Total volume komoditi yang
diperdagangkan untuk tahun 2005 adalah sebesar
276.413,6 ton dengan nilainya sebesar Rp. 190.844.564.000,- Komoditi kehutanan merupakan
komoditi yang tertinggi di perdagangkan yaitu sebesar 259.867,751 ton dengan
nilai sebesar Rp. 51.880.182.000,- menyusul komoditi perkebunan sebesar
14.071.200 ton dengan nilai sebesar Rp. 123.831.900.000,- Sedangkan yang
terendah adalah komoditi pertanian tanaman pangan
yang hanya mencapai 7,30 ton dengan nilai sebesar Rp. 24.700.000,- menyusul peternakan sebesar 14,248
ton dengan nilai sebesar Rp. 60.200.000,-
Komunikasi dan Transportasi
Komunikasi di Bombana mengalami sedikit hambatan, telepon kabel belum
tersambung dan baru 2 operator telepon seluler yang beroperasi dengan jumlah
BTS yang terbatas.
Di Rumbia terdapat pelabuhan
kapal cepat dan kapal biasa yang melayani rute ke Kota
Bau-Bau, beroperasi
hanya bila tanggal genap. Penyeberangan dari Rumbia ke Bau-Bau dapat ditempuh
dalam tempo tiga jam, sementara dengan kapal biasa memakan waktu sembilan jam.
Angkutan umum yang melayani rute dari pusat pemerintahan kabupaten ke Ibu
Kota Provinsi, yakni Kendari berakhir pukul
satu siang. Angkutan lalu lintas dari atau menuju Kota Kendari melalui jalan di
tengah Taman Nasional Rawa Aopa yang merupakan penangkaran Rusa yang
sudah cukup langka.
Referensi
Sumber
- Kabupaten Bombana dalam Angka 2005, Katalog BPS: 1403.7406
Pranala luar
- (Indonesia)Situs resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
- (Indonesia)Artikel KOMPAS mengenai Bombana
- (Indonesia)Bappeda Kabupaten Bombana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar