7.24.2012

Alokasi Dana Desa (ADD) dan Alokasi Dana Kelurahan (ADK) Menjadi Rp 350 Juta Setiap Tahunnya

Gebrakan pasangan Bupati H.Tafdil bersama wakilnya Ir. Hj.Masyhura dalam mewujudkan pembangunan Kabupaten Bombana ke depan semakin menggairahkan arah dan proses dalam peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
    Salah satu kebijakannya yang dinilai menjadi kebutuhan riil bagi masyarakat Bombana adalah terdongkraknya alokasi dana desa (ADD) dan alokasi dana kelurahan (ADK) menjadi Rp 350 juta setiap tahunnya.
     Peningkatan bantuan pada aspek pemberdayaan, peningkatan kapasitas sumber daya lokal hingga pada pembenahan infrastruktur kabupaten terangkum dalam idiom-idiom “gerakan membangun masyarakat Bombana (GEMBIRA)”.
 
   Kemudian pada aspek peningkatan sumber daya manusia (SDM) ini, Wakil Bupati Ir.Hj.Masyhura lebih focus pada pengembangan bidang keagamaan. Untuk keagamaan, Ir.Hj.Masyurah sendiri juga turut langsung mempersiapkan segala kebutuhannya sampai ke kecamatan dan desa-desa.
     “Kita telah mengadakan training of training (TOT) para guru mengaji pada setiap desa-desa dan kelurahan. Nantinya, hasil TOT ini-lah yang kemudian memastikan pelaksanaan pengajian pada setiap kelompok-kelompok yang sudah dibentuk,” kata Masyhura.
     Guna lebih mengintensifkan cara kerja para guru mengaji, maka Pemerintah Kabu-paten secara rutin telah mengeluarkan biaya rutin peng-gajian, atau honor, pada setiap bulannya bagi setiap guru mengaji. 
 Pengarusutamaan pada bidang ke-agamaan ini karena memang kondisi masyarakat Bombana yang masih sangat agamais, apalagi memang Bombana dihuni penduduk yang mayoritas Islam, sekitar 90 persen.
      Sehingga dengan program ini pun juga menjadi bagian dari rencana pihak lembaga pengembangan tilawatil qur’an (LPTQ) propinsi Sulawesi Tenggara. Meski demikian, Masyhura  juga menyadari bahwa LPTQ tahun-tahun sebelumnya memang tidak mengalami lonjakan progres kegiatan.
      Jadi baik kerangka kegiatan keagamaan di Bombana maupun dalam skema pengembangan LPTQ, maka Masyhura juga intens memantau kegiatan pengajian-pengajian yang terus dilakukan di masjid, atau di tempat-tempat yang sudah disepakati sebelumnya.   
    “Saya sendiri turut juga membuka TPA Al-Husnah. Jadi kalau sore saya mengajar anak-anak mengaji di rumah jabatan, sehingga kalau sudah sore saya beralih profesi dan dipanggil sebagai ibu guru mengaji, kecuali kalau pagi hingga siang tetap dipanggil sebagai ibu wakil bupati,” tawanya.
    Ia pun menceritakan bahwa anak-anak yang mengaji di rumah jabatan yakni mulai usia belajar antara kelas I SD sampai kelas 6 SD. Dan latarbelakang murid-murid pengajian ini pun datang dari sekitar rumah jabatan, sehingga pesertanya bukan hanya anak-anak pejabat, tetapi juga yang orang tuanya profesi sebagai petani atau profesi lain.
     Untuk itu, maka Masyhura berharap beberapa tahun ke depan, Bombana sudah terbebas dari buta aksara Alqur’an. “Jadi selain sebagai amal ibadah, juga merupakan program pemerintah, program kami yang tertuang dalam visi-misi kami sebelumnya,” kata istri Ilah Ladamay (staf Ahli di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara ini).
     Menurutnya, perhatian ini bukan hanya terhadap guru mengaji, tapi yang tak kalah pentingnya adalah juga pembinaan majelis taklim yang terus dibenahi dan diperkuat, bahkan dengan kelompok-kelompok pengajian ibu-ibu, baik di masjid maupun di tempat lain, sehingga memang Bombana sekarang ini lagi semarak dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, utamanya pada sore hari hingga menjelang Isya.
     “Kemeriahan” ini juga tetap harus dikontrol, atau dievaluasi secara berkala. “Makanya setiap minggu, saya target dua kecamatan yang dikunjungi,” tambahnya. Untuk itu, Masyhura harus menjangkau 22 kecamatan (hasil pemekaran dari 6 kecamatan) secara bergilir dan kontinyu.  “Khusus tugas pemantauan dan evaluasi ini saya nikmati betul-betul,” jelasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar